News
Bukan Fantasi! CISDI Minta Target MBG-CKG Di Turunkan
Bukan Fantasi! CISDI Minta Target MBG-CKG Di Turunkan

Bukan Fantasi! CISDI Minta Target MBG-CKG Di Turunkan Yang Sebaiknya Tak Terlalu Di Prioritaskan Terkait Berbagai Hal. Halo, para pemangku kebijakan dan pemerhati kesehatan masyarakat! Kita semua tahu bahwa memiliki cita-cita tinggi dalam program kesehatan adalah hal yang mulia. Apalagi menyangkut kesehatan Ibu dan Anak. Siapa yang tidak ingin melihat program seperti MBG dan CKG sukses besar dengan target setinggi langit? Tentu rasanya seperti mimpi indah yang ingin segera di wujudkan! Namun, dalam dunia nyata, semangat saja tidak cukup. Di butuhkan rencana yang menjejak bumi, Bukan Fantasi angka-angka. Di tengah optimisme pemerintah, muncul suara tegas dan realistis dari Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI). Mereka tidak sedang pesimis, melainkan sedang memberikan reality check penting. Karena target-target ambisius untuk program MBG dan CKG saat ini cenderung terlalu tinggi dan berpotensi tidak tercapai. Mari kita simak mengapa CISDI Minta Target MBG-CKG Di turunkan.
Mengenai ulasan tentang Bukan Fantasi! CISDI minta target MBG-CKG di turunkan telah di lansir sebelumnya oleh liputan6.com.
Program MBG & CKG Sedang Di Jalankan Dan Menjadi Prioritas
Keduanya merupakan dua program prioritas pemerintah yang di gulirkan. Tentunya untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat. MBG di rancang untuk memberikan paket makanan bergizi kepada kelompok sasaran. Terlebihnya seperti anak-anak sekolah, ibu hamil dan menyusui, serta balita. Tujuan utamanya adalah menurunkan angka stunting, memperbaiki status gizi masyarakat. Serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Program ini di gadang sebagai intervensi sosial dan kesehatan yang strategis. Bahkan disebut sebagai “quick wins” untuk menunjukkan hasil yang cepat dalam pembangunan SDM. CKG, di sisi lain. Dan merupakan program skrining kesehatan gratis bagi masyarakat. Kemudian bertujuan mendeteksi dini penyakit menular dan tidak menular serta memperluas akses layanan kesehatan primer. Program ini di harapkan tidak hanya memberikan pemeriksaan sekali saja. Akan tetapi juga memastikan adanya tindak lanjut.
Bukan Fantasi! CISDI Minta Target MBG-CKG Di Turunkan Dan Jadi Prioritas
Kemudian juga masih membahas Bukan Fantasi! CISDI Minta Target MBG-CKG Di Turunkan Dan Jadi Prioritas. Dan fakta lainnya adalah:
Kritik CISDI Terhadap Target Dan Pelaksanaan Program
Hal ini menyoroti sejumlah tantangan serius terkait target dan pelaksanaan dua program unggulan pemerintah. Tentunya yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Menurut CISDI, meskipun kedua program ini menjadi prioritas pemerintah. Dan di gulirkan dengan skala nasional, target yang di tetapkan cenderung terlalu ambisius. Serta yang belum sepenuhnya realistis. Hal ini terutama di sebabkan oleh keragaman kondisi geografis, sosial, dan ekonomi di berbagai daerah. Serta yang membuat implementasi seragam di seluruh wilayah menjadi sulit. Dalam konteks MBG, CISDI menekankan bahwa kualitas intervensi gizi masih belum optimal. Banyak menu yang di sediakan belum sepenuhnya memenuhi pedoman gizi seimbang. Dan juga masih banyak mengandung pangan ultra‑olahan. Selain itu, laporan kasus keracunan makanan di berbagai provinsi menunjukkan adanya masalah dalam keamanan pangan dan distribusi.
CISDI juga mencatat bahwa regulasi yang mengatur MBG belum cukup kuat. Karena masih berbasis Surat Keputusan Deputi. Sehingga tata kelola, koordinasi lintas sektor. Dan monitoring program belum berjalan optimal. Tenaga kesehatan dan kader yang menjadi pelaksana di lapangan menghadapi beban kerja tambahan tanpa adanya insentif atau pelatihan yang memadai. Sehingga efektivitas pelaksanaan program dapat terpengaruh. Sementara itu, untuk CKG, CISDI mengapresiasi potensi program dalam memperluas akses skrining kesehatan bagi masyarakat. Namun, kritik utama CISDI adalah bahwa skrining saja tidak cukup. Program ini harus di ikuti dengan tindak lanjut. Atau layanan lanjutan bagi penyakit yang terdeteksi. Tentunya agar tujuan kesehatan jangka panjang dapat tercapai. CISDI juga menekankan pentingnya pemanfaatan data skrining untuk perencanaan layanan kesehatan, pemetaan penyakit, dan pengelolaan biaya. Serta dengan transparansi penuh antara pemerintah pusat dan juga daerah.
Target Kesehatan Harus ‘Masuk Akal’, Ini Peringatan CISDI
Selain itu, masih membahas Target Kesehatan Harus ‘Masuk Akal’, Ini Peringatan CISDI. Dan fakta lainnya adalah:
Isu Spesifik Yang Di Angkat CISDI
Hal ini yang menyoroti sejumlah isu spesifik yang menjadi perhatian utama terkait efektivitas dan keberlanjutan program. Pertama, terkait MBG, CISDI menekankan kualitas gizi dan keamanan pangan sebagai isu sentral. Analisis CISDI menunjukkan bahwa sebagian menu yang di sediakan belum sepenuhnya sesuai. Tentunya dengan pedoman gizi seimbang, masih mengandung pangan ultra‑olahan. Dan tidak memaksimalkan potensi sumber pangan lokal. Lebih lanjut, kasus keracunan makanan yang tercatat di berbagai provinsi. Terlebihnya hingga lebih dari 11 ribu kasus menurut laporan CISDI. Serta menjadi bukti adanya masalah dalam pengelolaan keamanan pangan dan distribusi paket makanan. Isu regulasi juga menjadi sorotan. Karena program MBG belum memiliki payung hukum yang kuat setingkat Peraturan Presiden. Sehingga tata kelola, koordinasi lintas sektor, dan sistem monitoring belum optimal. Selain itu, keterlibatan kader kesehatan dan tenaga lapangan menjadi penting. Karena mereka menghadapi beban kerja tambahan tanpa insentif atau pelatihan yang memadai.
Dan yang dapat memengaruhi kualitas pelaksanaan program. Kedua, isu yang di angkat terkait CKG adalah keberlanjutan layanan setelah skrining. CISDI menekankan bahwa program ini tidak boleh hanya berhenti pada pemeriksaan kesehatan saja. Akan tetapi harus memastikan adanya tindak lanjut bagi masyarakat yang terdeteksi memiliki penyakit menular maupun tidak menular. Tentunya seperti diabetes atau tuberculosis. Hal ini penting agar program benar-benar berdampak pada peningkatan kesehatan masyarakat. Selain itu, CISDI menyoroti perlunya pemanfaatan data skrining secara maksimal. Baik untuk perencanaan layanan kesehatan, pemetaan penyakit, maupun pengelolaan beban biaya kesehatan. Tentunya dengan transparansi penuh antara pemerintah pusat dan daerah. Secara keseluruhan, isu spesifik yang di angkat CISDI menunjukkan bahwa meskipun MBG dan CKG menjadi program prioritas pemerintah. Dan keberhasilan mereka sangat bergantung pada kualitas.
Target Kesehatan Harus ‘Masuk Akal’, Ini Peringatan CISDI Yang Perlu Di Pahami
Selanjutnya juga masih membahas Target Kesehatan Harus ‘Masuk Akal’, Ini Peringatan CISDI Yang Perlu Di Pahami. Dan fakta lainnya adalah:
Rekomendasi Utama Dari CISDI
Terkait organisasi ini memberikan sejumlah rekomendasi utama untuk memastikan kedua program tersebut lebih efektif, aman, dan berdampak nyata bagi masyarakat. Untuk MBG, rekomendasi pertama adalah menyesuaikan target program dengan kondisi lokal. CISDI menilai target nasional saat ini terlalu ambisius tanpa mempertimbangkan keragaman geografis, sosial. Dan juga ekonomi di tiap daerah. Pendekatan bertahap, di mulai dari pilot project di wilayah tertentu, di nilai lebih realistis. Serta juga dapat mempermudah pengawasan serta evaluasi. Kedua, memperkuat regulasi dan tata kelola program menjadi hal penting. MBG sebaiknya memiliki payung hukum setingkat Peraturan Presiden. Terlebihnya agar koordinasi lintas sektor, standar kualitas menu, keamanan pangan.
Serta mekanisme monitoring dan evaluasi dapat berjalan optimal. Regulasi yang kuat juga akan mempermudah pengelolaan anggaran, distribusi paket makanan. Dan juga pengawasan mutu gizi di lapangan. Ketiga, meningkatkan kualitas gizi dan keamanan pangan menjadi fokus utama. CISDI menekankan agar menu MBG mengutamakan pangan lokal dan sesuai pedoman gizi seimbang. Serta meminimalkan penggunaan pangan ultra‑olahan. Selain itu, sistem distribusi dan pengelolaan paket makanan harus memperhatikan keamanan pangan untuk mencegah kasus keracunan. Keempat, memperkuat kapasitas dan insentif bagi tenaga kesehatan dan kader lapangan. Tenaga yang bertugas di posyandu, sekolah. Atau fasilitas kesehatan primer membutuhkan pelatihan. Kemudian dukungan teknis, dan insentif. Tentunya yang memadai agar beban kerja tambahan tidak mengurangi kualitas pelaksanaan program.
Jadi itu dia beberapa fakta dari peringatan CISDI yang minta target MBG-CKG di turunkan yang Bukan Fantasi.