News

Reformasi Polri Tanpa DPR? Dasco Angkat Bicara
Reformasi Polri Tanpa DPR? Dasco Angkat Bicara

Reformasi Polri Tanpa DPR? Dasco Angkat Bicara Mengenai Persoalan Yang Saat Ini Terjadi Dengan Berbagai Alasannya. Halo para pengamat politik dan pembaca yang kritis! Isu penting mengenai ini di tubuh Polri kembali menghangat. Namun kali ini di warnai pertanyaan besar tentang transparansi dan keterlibatan lembaga negara. Dan publik di kejutkan dengan kabar bahwa Reformasi Polri yang di bentuk untuk membenahi institusi kepolisian. Akan tetapi tidak melibatkan perwakilan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Keputusan ini sontak memicu tanda tanya: mengapa reformasi sepenting ini dilaksanakan tanpa wakil rakyat? Menanggapi keraguan dan perdebatan yang muncul di masyarakat. Tepatnya ia sebagai Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, akhirnya angkat bicara. Beliau memberikan penjelasan rinci mengenai alasan di balik absennya di komite tersebut. Mari kita simak pandangan Dasco dan implikasi dari struktur komite yang “tanpa DPR” ini!
Mengenai ulasan tentang Reformasi Polri tanpa DPR? Dasco angkat bicara telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.
Ada Penegasan Komite Polri dan Tim Transformasi Internal Tidak Saling Bertentangan
Tentu hal ini bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Namun melainkan dua mekanisme yang di rancang untuk saling melengkapi. Komite Reformasi Polri yang bersifat eksternal di isi oleh tokoh-tokoh nasional. Dan pakar dengan mandat memberikan kajian, rekomendasi. Serta arahan kebijakan mengenai perbaikan tata kelola institusi kepolisian. Sementara itu, Tim Transformasi internal Polri berperan menyiapkan langkah-langkah teknis. Kemudian melakukan pemetaan masalah, hingga membuka akses data agar rekomendasi. Terlebihnya dari komite eksternal bisa di jalankan secara efektif di tubuh Polri. Dengan demikian, tim internal tidak berfungsi menggantikan atau menyaingi komite eksternal. Namun melainkan sebagai fasilitator dan penghubung agar reformasi dapat di terapkan. Mereka menekankan bahwa sinergi keduanya justru penting. Karena proses ini tidak hanya membutuhkan perspektif dari luar institusi. Akan tetapi juga kesiapan internal agar perubahan tidak sekadar berhenti pada tataran rekomendasi.
Reformasi Polri Tanpa DPR? Dasco Angkat Bicara Soal Hal Tersebut
Kemudian juga masih membahas Reformasi Polri Tanpa DPR? Dasco Angkat Bicara Soal Hal Tersebut. Dan fakta lainnya adalah:
Tim Internal Disebut Sebagai Persiapan Untuk Membantu Komite Eksternal
Tentu mereka yang di bentuk dalam kerangka reformasi institusi disebut oleh Dasco sebagai bagian dari persiapan. Terlebihnya untuk membantu Komite eksternal yang di bentuk pemerintah. Dalam penjelasannya, tim internal ini bukanlah lembaga yang berdiri. Karena bukan untuk menyaingi atau mengimbangi komite eksternal. Namun melainkan berfungsi sebagai unit kerja di dalam tubuh Polri yang bertugas memetakan permasalahan, menyiapkan data. Serta juga yang merumuskan langkah-langkah awal agar ketika Komite eksternal mulai bekerja. Dan mereka dapat langsung masuk ke lapangan dengan gambaran yang lebih jelas. Dengan cara ini, proses kerja komite eksternal tidak akan terhambat oleh keterbatasan informasi ataupun akses. Karena seluruh kebutuhan teknis sudah di persiapkan oleh tim internal. Dasco menekankan bahwa sinergi ini menjadi penting agar reformasi Polri berjalan efektif.
Komite Reformasi eksternal memiliki tugas strategis memberikan kajian independen. Dan juga dengan rekomendasi kebijakan. Serta masukan tentang perbaikan institusi. Namun rekomendasi itu tentu perlu di tindaklanjuti dengan mekanisme implementasi yang realistis. Kemudian juga sesuai kondisi internal Polri. Di sinilah posisi tim internal sebagai jembatan. Dan juga memastikan bahwa temuan, kritik, dan rekomendasi dari pihak eksternal bisa di terjemahkan. Tentunya menjadi langkah-langkah yang dapat di terapkan secara operasional. Pernyataan bahwa tim internal berperan sebagai “persiapan” juga menegaskan perbedaan fungsi yang tidak tumpang tindih. Tim internal lebih condong pada aspek teknis dan administratif. Sementara komite eksternal lebih berperan pada aspek konseptual, normatif, dan strategis. Keduanya di proyeksikan berjalan beriringan. Sehingga reformasi tidak hanya sebatas ide di atas kertas. Akan tetapi juga memiliki jalur pelaksanaan yang jelas di dalam institusi. Dalam konteks ini, meskipun DPR tidak menempatkan perwakilan.
DPR Absen Di Komite Reformasi Polri, Kata Dasco
Selain itu, masih membahas DPR Absen Di Komite Reformasi Polri, Kata Dasco. Dan fakta lainnya adalah:
RUU Polri Akan Menunggu Hasil Komite Reformasi Polri
Hal ini yang tengah di bicarakan di DPR disebut oleh Dasco masih berada pada tahap awal. Dan juga substansinya belum final. Dalam penjelasannya, ia menegaskan bahwa mereka tidak akan terburu-buru menyelesaikan pembahasan revisi Undang-Undang Polri. Namun melainkan akan menunggu hasil kerja dari Komite Reformasi Polri yang di bentuk oleh pemerintah. Komite ini di pandang memiliki peran penting dalam memberikan masukan strategis, rekomendasi. Serta peta jalan reformasi yang lebih objektif dan komprehensif mengenai arah perubahan institusi kepolisian. Sikap menunggu ini menunjukkan bahwa mereka ingin menjadikan hasil kajian komite sebagai rujukan utama dalam merumuskan pasal-pasal. Terlebih yang akan di masukkan ke dalam RUU Polri. Hal tersebut juga sekaligus menepis anggapan bahwa keberadaan komite eksternal hanya bersifat simbolis. Justru hasil kajian komite akan di pakai sebagai bahan pembahasan yang konkret dalam ranah legislasi.
Dengan demikian, walaupun DPR tidak memiliki perwakilan langsung dalam keanggotaan Komite Reformasi Polri. Kemudian juga lembaga legislatif tetap memainkan peran penting. Karena akan menjadi pihak yang menindaklanjuti rekomendasi tersebut ke dalam kerangka hukum formal. Dasco menambahkan bahwa pendekatan ini dilakukan. Terlebihnya untuk memastikan agar setiap perubahan dalam Undang-Undang Polri. Serta yang benar-benar selaras dengan kebutuhan reformasi yang telah di petakan secara independen. Komite eksternal di pandang mampu memberi perspektif yang lebih luas, termasuk masukan dari tokoh masyarakat dan pakar. Sementara DPR bertugas menyaring, membahas, dan mengesahkan regulasi berdasarkan masukan itu. Dengan menunggu hasil komite, DPR berharap proses revisi UU tidak sekadar administratif. Akan tetapi memiliki legitimasi yang kuat dan sesuai dengan aspirasi publik akan reformasi kepolisian. Maka langkah satu ini sekaligus mempertegas pembagian perannya sebagai penyusun rekomendasi strategis.
DPR Absen Di Komite Reformasi Polri, Kata Dasco Dengan Ragam Alasan
Selanjutnya juga masih membahas DPR Absen Di Komite Reformasi Polri, Kata Dasco Dengan Ragam Alasan. Dan fakta lainnya adalah:
Jumlah Anggota Komite Reformasi Polri Di Rencanakan Sembilan Orang
Tentu angka ini muncul dari penjelasan pemerintah dan sejumlah pihak yang terlibat dalam pembentukan komite. Serta yang menyebutkan bahwa keanggotaan di batasi agar tetap ramping, efektif. Dan juga mampu bekerja secara fokus. Komposisi sembilan orang ini di anggap cukup ideal. Karena tidak terlalu besar sehingga mudah di koordinasikan. Namun juga tidak terlalu kecil. Sehingga tetap bisa merepresentasikan beragam latar belakang keahlian dan pengalaman. Dalam perencanaan, anggota komite ini di proyeksikan berasal dari tokoh-tokoh nasional, pakar hukum, akademisi. Tentunya hingga praktisi yang memiliki rekam jejak dalam isu-isu reformasi dan tata kelola pemerintahan. Salah satu nama yang sudah disebut bersedia bergabung adalah Mahfud MD, mantan Menko Polhukam. Serta yang di kenal memiliki perhatian besar terhadap masalah reformasi hukum dan institusi negara.
Dengan komposisi semacam ini, di harapkan Komite Reformasi Polri tidak hanya bekerja dari sudut pandang internal kepolisian. Akan tetapi mampu memberikan evaluasi objektif serta rekomendasi yang menyeluruh. Dasco sendiri menekankan bahwa meskipun DPR tidak mengirimkan wakil ke dalam komite sembilan orang tersebut. Namun bukan berarti lembaga legislatif kehilangan peran. DPR justru akan menunggu hasil kajian dari komite ini. Tentunya sebagai dasar dalam membahas revisi Undang-Undang Polri. Artinya, rekomendasi dari sembilan anggota komite akan menjadi salah satu pijakan penting. Terlebihnya dalam proses legislasi yang di jalankan DPR bersama pemerintah. Dengan jumlah anggota yang terbatas, komite ini di harapkan lebih lincah dalam bekerja. Tentunya mampu mengkaji berbagai aspek. Mulai dari kultur organisasi, sistem rekrutmen, pendidikan dan pelatihan.
Jadi itu dia beberapa fakta Dasco yang angkat bicara perihal tanpa adanya DPR dari Reformasi Polri.