News

Penyakit Albino Mempengaruhi Fisik Seseorang
Penyakit Albino Mempengaruhi Fisik Seseorang

Penyakit Albino Atau Albinisme Sangat Mempengaruhi Fisik Seseorang Terutama Dalam Hal Pigmentasi Kulit, Rambut Dan Mata. Penderita albinisme mengalami mutasi genetik yang menghambat produksi melanin yaitu pigmen yang memberi warna pada tubuh. Pada akhirnya mereka memiliki kulit yang sangat pucat dan rentan terhadap sinar matahari. Karena kurangnya melanin inilah kulit mereka tidak memiliki perlindungan alami terhadap sinar ultraviolet (UV). Yang di mana akan jadi lebih mudah terbakar dan berisiko tinggi terkena kanker kulit. Sehingga penderita Penyakit Albino di anjurkan untuk menggunakan tabir surya, pakaian pelindung dan menghindari paparan matahari yang berlebihan.
Kemudian rambut penderita albino juga mengalami perubahan warna. Warna rambut mereka biasanya putih, pirang atau kuning muda karena ketiadaan melanin. Bahkan kondisi ini juga mempengaruhi mata, menyebabkan iris tampak sangat terang yang seringkali biru pucat atau abu-abu. Dan dalam beberapa kasus akan tampak kemerahan akibat pembuluh darah yang terlihat di balik iris yang tipis. Apalagi gangguan penglihatan juga menjadi ciri khas albinisme termasuk nistagmus, fotofobia, strabismus dan ketajaman visual yang rendah. Jadi beberapa penderitanya mengalami kesulitan dalam melihat jarak jauh atau dekat dengan jelas yang membuatnya membutuhkan alat bantu penglihatan.
Selanjutnya albinisme pun juga dapat menyebabkan tantangan psikososial bagi penderitanya. Nah karena penampilan yang berbeda dari kebanyakan orang di sekitarnya membuat mereka sering mengalami diskriminasi atau perundungan. Terlebih lagi di lingkungan yang kurang memahami kondisi ini. Apalagi dalam beberapa budaya mereka menghadapi stigma atau mitos yang tidak berdasar. Inilah mengapa edukasi dan dukungan sosial sangat penting untuk membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih nyaman dan percaya diri.
Awal Mula Penyakit Albino
Nah sekarang mari kita membahas sedikit mengenai Awal Mula Penyakit Albino atau albinisme. Kondisi ini berasal dari mutasi genetik yang mengganggu produksi melanin atau pigmen yang memberikan warna pada kulit, rambut dan mata. Dan penyakit ini juga di ketahui sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan di temukan di berbagai populasi manusia serta hewan. Nah gangguan ini di wariskan secara genetik melalui pola autosomal resesif. Artinya seseorang hanya akan mengalami albinisme jika menerima gen yang bermutasi dari kedua orang tuanya. Jika hanya satu orang tua yang membawa gen tersebut maka individu tersebut akan menjadi pembawa (carrier) tanpa menunjukkan gejala albinisme.
Kemudian mutasi genetik yang menyebabkan albinisme juga dapat terjadi di beberapa gen. Misalnya seperti TYR, OCA2, TYRP1 dan SLC45A2 yang berperan dalam produksi dan distribusi melanin di dalam tubuh. Ketika mutasi terjadi, enzim tirosinaselah yang bertanggung jawab dalam proses pembentukan melanin. Apakah tidak berfungsi dengan baik atau bahkan tidak bekerja sama sekali. Sehingga akibatnya tubuh tidak mampu memproduksi cukup pigmen sehingga kulit, rambut dan mata penderita menjadi lebih terang atau bahkan sepenuhnya tanpa warna. Jadi sekalipun umumnya di temukan pada kelompok etnis tertentu tetap dapat terjadi di semua ras dan populasi di seluruh dunia.
Lalu sejak zaman kuno pun individu albino telah menarik perhatian masyarakat. Namun hal ini dengan pemahaman medis mengenai albinisme yang baru berkembang dalam beberapa abad terakhir. Dahulu albinisme sering di kaitkan dengan mitos dan kepercayaan takhayul sehingga penderitanya sering mengalami diskriminasi atau bahkan pengucilan sosial. Dengan kemajuan ilmu genetika kini dapat di jelaskan secara ilmiah sebagai kelainan genetik yang terjadi secara alami. Kesadaran dan edukasi mengenai kondisi ini pun terus meningkat membantu mengurangi stigma serta memberikan dukungan bagi para penderita albino.
Ciri Khas Manusia Albino
Kemudian untuk Ciri Khas Manusia Albino yang paling utama yaitu berupa warna kulit, rambut dan mata yang lebih terang. Terlebih lagi jika kita bandingkan dengan orang lain di sekitar mereka. Kulit penderita kondisi ini biasanya sangat pucat atau putih karena tubuh mereka tidak memproduksi cukup melanin. Inilah yang mengakibatkan mereka lebih rentan terhadap sinar matahari dan memiliki risiko lebih tinggi terkena luka bakar atau kanker kulit. Oleh karena itu mereka sangat di haruskan untuk menggunakan tabir surya dan juga pakaian pelindung. Bahkan juga dalam menghindari paparan sinar matahari secara langsung yang bertujuan untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan.
Lalu untuk rambut penderita albino juga memiliki warna yang lebih terang mulai dari putih, pirang pucat hingga kuning keemasan. Warna ini tentunya tergantung pada jenis albinisme yang di alami dan faktor genetiknya. Warna mata mereka juga biasanya lebih terang dari orang pada umumnya dan biasanya berwarna biru pucat atau abu-abu. Bahkan juga bisa tampak kemerahan akibat pembuluh darah yang terlihat di balik iris yang tipis. Kondisi inilah yang juga menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya atau biasanya di sebut fotofobia. Tentunya karena kurangnya pigmen dalam iris mata tidak dapat menyaring cahaya dengan baik sehingga lebih mudah merasa silau atau tidak nyaman di bawah sinar terang.
Selanjutnya gangguan penglihatan juga merupakan ciri khas yang sering di alami penderita albino. Beberapa dari mereka mengalami nistagmus yaitu gerakan mata yang tidak terkontrol serta strabismus atau mata juling. Selain itu ketajaman penglihatan mereka biasanya lebih rendah sehingga mereka mungkin memerlukan kacamata atau alat bantu penglihatan khusus. Karena ciri-ciri fisik ini sangat mencolok maka penderita albino sering mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Jadi penting untuk meningkatkan kesadaran akan albinisme agar mereka dapat di terima dengan baik dan tidak mengalami diskriminasi sosial.
Manusia Albino Pertama Di Indonesia
Kemudian untuk informasi mengenai siapa Manusia Albino Pertama Di Indonesia tidak di ketahui karena tidak tercatat secara spesifik dalam sejarah. Namun begitu fenomena albinisme atau penyakit albino ini terbukti telah lama hadir di berbagai komunitas di Indonesia. Untuk salah satu contohnya yang menonjol adalah Kampung Ciburuy di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kampung ini adalah wilayah yang di kenal sebagai “Kampung Albino” atau “Kampung Bule”. Di kampung inilah banyak terdapat beberapa warga yang memiliki ciri-ciri albinisme seperti kulit putih pucat dan rambut pirang. Yang bahkan keberadaan mereka juga telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya setempat.
Lalu secara umum kondisi albinisme adalah kondisi genetik yang dapat terjadi pada berbagai populasi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Jadi meskipun tidak ada catatan pasti mengenai individu albino pertama di Indonesia masih ada komunitas seperti di Kampung Ciburuy. Karena tempat inilah yang menunjukkan bahwa albinisme telah menjadi bagian dari keragaman genetik di Indonesia selama berabad-abad. Apalagi keberadaan mereka juga menambah kekayaan budaya dan menunjukkan keragaman genetik yang ada di Nusantara. Sekianlah pembahasan albinisme kali ini, semoga bermanfaat buat kamu yang memang ingin mengetahui mengenai apa itu Penyakit Albino.