Pembalut Wanita Kabarnya Berbahaya Untuk Di Gunakan
Pembalut Wanita Kabarnya Berbahaya Untuk Di Gunakan

Pembalut Wanita Kabarnya Berbahaya Untuk Di Gunakan

Pembalut Wanita Kabarnya Berbahaya Untuk Di Gunakan

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Pembalut Wanita Kabarnya Berbahaya Untuk Di Gunakan
Pembalut Wanita Kabarnya Berbahaya Untuk Di Gunakan

Pembalut Wanita Merupakan Salah Satu Kebutuhan Yang Terkenal Sangat Penting Bagi Setiap Perempuan Saat Menstruasi. Beberapa kabar menyebutkan bahwa pembalut bisa berbahaya di gunakan terutama karena bahan-bahan yang terkandung di dalamnya. Apalagi beberapa pembalut yang beredar di pasaran di duga mengandung bahan kimia. Mulai dari dioksin, pemutih serta pewangi buatan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif. Bahan plastik yang di gunakan juga dapat menahan panas dan kelembapan yang menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur. Inilah yang akhirnya meningkatkan risiko infeksi pada area kewanitaan.

Kemudian pemakaian Pembalut Wanita dalam waktu yang terlalu lama juga dapat menimbulkan risiko kesehatan. Jadi penggunaan yang tidak sesuai seperti mengganti pembalut lebih dari 4 jam sekali bisa memicu sindrom syok toksik (TSS),. Yang di mana kondisi ini langka tetapi berbahaya yang di sebabkan oleh infeksi bakteri. Gejalanya meliputi demam tinggi, tekanan darah rendah, ruam kulit hingga gangguan organ tubuh. Sehingga harus selalu menjaga kebersihan dengan rutin mengganti pembalut dan memilih produk yang aman serta sesuai dengan jenis kulit mereka.

Nah sebagai alternatif yang lebih aman maka beberapa wanita mulai beralih menggunakan pembalut berbahan organik. Ada juga dengan menstrual cup atau kain pembalut yang dapat di cuci dan di gunakan kembali. Karena pembalut organik umumnya terbuat dari kapas tanpa bahan pemutih maka lebih aman dan ramah lingkungan. Lalu menstrual cup yang berbahan silikon medis bisa di gunakan kembali dalam jangka panjang dan mengurangi limbah pembalut sekali pakai. Jadi dengan semakin banyaknya pilihan yang tersedia wanita dapat memilih produk yang paling nyaman dan aman untuk kesehatan reproduksi mereka.

Awal Mula Penemuan Pembalut Wanita

Seperti yang kita tahu pembalut terbukti telah menjadi bagian penting dalam kehidupan perempuan modern. Awal Mula Penemuan Pembalut Wanita di mulai sejak zaman Mesir Kuno ketika perempuan menggunakan gulungan papirus sebagai penyerap darah menstruasi. Lalu di zaman Romawi kain wol yang di cuci ulang mulai sering di gunakan sebagai alternatif. Apalagi perempuan dari berbagai peradaban lain juga memiliki metode mereka sendiri. Mulai dari menggunakan lumut kering, kain katun atau serat alami untuk menyerap darah selama menstruasi. Karena keterbatasan teknologi saat itu kebanyakan metode ini di rasa kurang nyaman dan memiliki risiko kesehatan.

Kemudian perkembangan signifikan terjadi pada abad ke-19 ketika dunia medis mulai mencari solusi lebih higienis untuk perempuan yang sedang menstruasi. Masa itu perawat di Eropa yang bekerja selama Perang Dunia I mulai menggunakan perban luka berbahan kapas dan selulosa sebagai pembalut darurat. Material ini terbukti lebih menyerap di bandingkan kain biasa dan lebih mudah di buang setelah di gunakan. Nah melihat efektivitasnya perusahaan manufaktur kemudian mulai mengembangkan pembalut sekali pakai yang lebih praktis untuk wanita. Pada awal abad ke-20, pembalut komersial pertama mulai di produksi secara massal dan di jual di pasaran, meskipun penggunaannya masih terbatas karena tabu sosial mengenai menstruasi.

Lalu pada tahun 1920-an merek pembalut pertama seperti Kotex mulai di pasarkan di Amerika Serikat. Merek ini menggunakan bahan dari kapas dan selulosa yang sebelumnya di gunakan dalam perban medis. Namun karena rasa malu yang masih melekat pada pembicaraan tentang menstruasi membuat awalnya sulit terjual. Nah seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kebersihan dan kesehatan reproduksi wanita maka mulai di terima secara luas. Bahkan inovasi terus berkembang dengan hadirnya pembalut bersayap, perekat yang lebih kuat serta bahan yang lebih nyaman.

Bahaya Menggunakannya

Nah penggunaannya memang memberikan kemudahan bagi perempuan saat menstruasi tetapi ada beberapa risiko kesehatan yang harus di perhatikan. Karena salah satu Bahaya Menggunakannya adalah kandungan bahan kimia dalam pembalut sekali pakai. Banyak pembalut di produksi menggunakan bahan sintetis yang berbasis klorin hingga menghasilkan dioksin atau zat beracun yang berpotensi mengganggu sistem hormon. Paparan jangka panjang terhadap dioksin inilah yang di kaitkan dengan gangguan reproduksi, ketidakseimbangan hormon dan bahkan peningkatan risiko kanker. Apalagi bahan pewangi di dalamnya dapat menyebabkan iritasi kulit dan alergi pada sebagian perempuan dengan kulit sensitif.

Kemudian bahaya yang harus di hindari adalah risiko infeksi akibat penggunaannya dalam waktu lama. Pembalut yang tidak di ganti secara rutin dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri dan jamur yang berisiko menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) atau iritasi pada area intim. Apalagi kondisi lembap akibat darah menstruasi yang terserap dalam pembalut juga bisa memicu pertumbuhan bakteri berbahaya. Nah meski kondisi ini jarang terjadi, TSS bisa berakibat fatal jika tidak di tangani dengan cepat. Maka itu di sarankan untuk mengganti pembalut setiap 4–6 jam agar tetap higienis dan mengurangi risiko infeksi.

Selain itu dampak lingkungan dari pembalut sekali pakai juga menjadi perhatian yang serius. Karena umumnya mengandung plastik yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai sehingga menciptakan limbah yang mencemari lingkungan. Setiap tahunnya jutaan ton pembalut bekas di buang ke tempat pembuangan sampah, menyebabkan polusi yang signifikan. Karena itulah banyak perempuan mulai beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan seperti pembalut kain yang dapat di cuci ulang atau menstrual cup. Karena dengan opsi yang lebih sehat dan berkelanjutan dapat mengurangi risiko kesehatan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Alternatif Pembalut Yang Lebih Aman

Setelah beredar informasi mengenai bahayanya, kini banyak Alternatif Pembalut Yang Lebih Aman dan ramah lingkungan bagi perempuan. Jadi salah satu pilihan terbaiknya adalah menstrual cup yaitu cangkir kecil berbahan silikon medis atau karet yang di masukkan ke dalam vagina untuk menampung darah menstruasi. Menstrual cup lebih higienis karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang biasa di temukan dalam pembalut sekali pakai. Apalagi menstrual cup dapat di gunakan hingga 8–12 jam sebelum perlu di kosongkan dan di cuci sehingga jauh lebih praktis dan ekonomis. Jadi dengan perawatan yang baik akan bisa bertahan hingga 10 tahun dan mengurangi limbah pembalut yang mencemari lingkungan.

Kemudian yang populer setelah menstrual cup adalah pembalut kain yang dapat di cuci ulang dan celana menstruasi. Pembalut kain terbuat dari bahan katun atau bambu yang lembut dan tidak mengandung zat kimia berbahaya sehingga lebih aman bagi kulit sensitif. Nah celana menstruasi memiliki lapisan penyerap yang mampu menahan darah tanpa perlu menggunakan pembalut tambahan. Keduanya dapat di cuci dan di gunakan kembali, menjadikannya solusi yang lebih ramah lingkungan di bandingkan pembalut sekali pakai. Apalagi bagi perempuan yang ingin kenyamanan lebih juga ada tampon berbahan organik yang bebas dari bahan kimia berbahaya. Sehingga dengan banyaknya pilihan yang tersedia, perempuan dapat memilih alternatif yang lebih sehat. Tentunya berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing dan menghindari Pembalut Wanita.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait