Keracunan Kadmium Sebabkan Gangguan Ginjal Dan Tulang
Keracunan Kadmium Sebabkan Gangguan Ginjal Dan Tulang

Keracunan Kadmium Sebabkan Gangguan Ginjal Dan Tulang

Keracunan Kadmium Sebabkan Gangguan Ginjal Dan Tulang

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Keracunan Kadmium Sebabkan Gangguan Ginjal Dan Tulang
Keracunan Kadmium Sebabkan Gangguan Ginjal Dan Tulang

Keracunan Kadmium Merupakan Kondisi Serius Yang Di Sebabkan Oleh Paparan Logam Berat Kadmium Dalam Jangka Waktu Tertentu. Kadmium sendiri adalah logam beracun yang biasanya di hasilkan sebagai produk sampingan dari proses peleburan logam lain seperti seng, tembaga dan timah. Logam ini banyak di gunakan dalam industri, terutama untuk pembuatan baterai isi ulang jenis nikel-kadmium yang terdapat pada perangkat elektronik seperti telepon genggam dan alat nirkabel. Selain itu, kadmium juga di gunakan dalam proses pelapisan logam, produksi plastik, cat dan bahkan pupuk kimia.

Paparan terhadap kadmium umumnya terjadi di lingkungan kerja industri yang memproduksi atau menggunakan logam ini. Pekerja di sektor tersebut memiliki risiko lebih tinggi mengalami keracunan akibat menghirup debu atau uap kadmium. Sementara itu, masyarakat umum dapat terpapar kadmium melalui asap rokok atau konsumsi makanan yang telah terkontaminasi, seperti sayuran, daging, dan makanan laut dari daerah dengan pencemaran tinggi. Paparan jangka panjang, meskipun dalam jumlah kecil, tetap berbahaya dan dapat terakumulasi dalam tubuh.

Selanjutnya Keracunan Kadmium dapat berdampak negatif terhadap berbagai organ vital. Organ yang paling rentan adalah ginjal, karena kadmium di simpan dalam jaringan ginjal dan menyebabkan kerusakan fungsi penyaringan. Selain itu, paru-paru juga dapat terganggu jika kadmium terhirup, terutama dalam bentuk partikel halus. Paparan kronis terhadap logam ini juga melemahkan struktur tulang, meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kadmium dan mengurangi paparan melalui pengawasan lingkungan dan perubahan gaya hidup. Langkah pencegahan seperti menggunakan alat pelindung diri di lingkungan kerja, membatasi konsumsi makanan yang berisiko terkontaminasi dan berhenti merokok sangat di anjurkan. Edukasi mengenai bahaya keracunan kadmium juga perlu di tingkatkan agar masyarakat lebih waspada dan mampu melindungi diri dari paparan logam beracun ini.

Penyebab Keracunan Kadmium

Selanjutnya Penyebab Keracunan Kadmium dapat berasal dari berbagai sumber, meskipun paparan melalui udara jarang terjadi pada masyarakat umum. Umumnya, risiko tinggi di temukan pada individu yang bekerja di industri yang memanfaatkan kadmium, seperti peleburan logam atau produksi baterai. Dalam lingkungan kerja tersebut, kadmium dapat terhirup dalam bentuk uap atau debu logam. Selain itu, merokok juga menjadi penyumbang utama paparan kadmium bagi masyarakat luas. Rokok mengandung kadmium dan perokok aktif dapat menyerap kadmium dua kali lebih banyak di bandingkan mereka yang tidak merokok. Bahkan, perokok pasif pun tetap berisiko terpapar melalui asap rokok di sekitarnya.

Sumber utama penyebab keracunan kadmium lainnya berasal dari makanan. Sayuran berdaun hijau, kentang dan biji-bijian yang tumbuh di tanah yang terkontaminasi pupuk fosfat dapat menyerap kadmium dalam jumlah kecil. Selain itu, ginjal dan hati hewan, serta makanan laut seperti kerang, juga di ketahui mengandung kadmium lebih tinggi. Meskipun jumlah kadmium dalam makanan tergolong rendah, konsumsi jangka panjang tetap dapat menyebabkan akumulasi dalam tubuh. Oleh karena itu, pengawasan terhadap asal makanan dan kualitas tanah pertanian sangat penting di lakukan untuk mengurangi risiko.

Lingkungan industri juga menyumbang paparan kadmium, terutama di daerah dekat pabrik atau fasilitas yang membuang limbah secara tidak terkendali. Kontaminasi dapat menyebar ke tanah dan udara, bahkan terbawa angin ke wilayah yang jauh dari sumber. Air jarang menjadi penyebab utama, kecuali tercemar langsung oleh limbah industri. Maka dari itu, memahami berbagai penyebab keracunan kadmium sangat penting untuk mencegah dampak kesehatan jangka panjang akibat paparan zat beracun ini.

Gejala Yang Di Alami

Selain itu Gejala Yang Di Alami akibat keracunan kadmium bisa berbeda-beda tergantung pada bagaimana seseorang terpapar zat tersebut. Jika kadmium masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, gejala awal yang mungkin muncul adalah mual, muntah, serta diare. Selain itu, beberapa orang juga bisa mengalami nyeri perut, kram hebat, serta tenesmus yaitu dorongan terus-menerus untuk buang air besar meskipun tidak ada kotoran yang perlu di keluarkan. Gejala-gejala ini umumnya muncul dalam waktu singkat setelah paparan dan bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sementara itu, jika paparan terjadi melalui inhalasi atau penghirupan kadmium, gejala yang di alami biasanya mulai terasa dalam waktu empat hingga sepuluh jam setelah kontak awal. Gejala ini bisa menyerupai flu, seperti demam ringan, batuk dan nyeri dada. Dalam kasus yang lebih serius, seseorang bisa mengalami sesak napas dan gangguan pernapasan yang lebih parah, seperti edema paru, yaitu kondisi di mana cairan menumpuk di kantong udara paru-paru. Jika tidak segera di tangani, kondisi ini bisa mengancam nyawa dan menyebabkan kerusakan paru-paru jangka panjang.

Anak-anak yang terpapar kadmium biasanya menunjukkan gejala yang di alami serupa dengan orang dewasa. Namun, pada ibu hamil yang memiliki paparan tinggi terhadap kadmium misalnya dari lingkungan kerja, kadmium bisa masuk ke dalam ASI dalam jumlah kecil. Kondisi ini berisiko menurunkan berat badan bayi saat lahir. Meskipun paparan pada kadar normal di lingkungan tidak berisiko tinggi terhadap janin, pemantauan tetap di perlukan, terutama bagi ibu menyusui yang bekerja di area dengan kadar kadmium tinggi. Selain itu penting bagi siapa pun yang mengalami gejala mencurigakan setelah kemungkinan terpapar kadmium untuk segera mencari bantuan medis. Diagnosis dan penanganan dini dapat mencegah komplikasi serius serta meminimalkan dampak jangka panjang dari paparan logam berat beracun ini terhadap kesehatan tubuh.

Prosesnya Dalam Meracuni Tubuh

Selanjutnya Prosesnya Dalam Meracuni Tubuh terjadi ketika kadmium masuk melalui saluran pernapasan atau saluran pencernaan, lalu di serap dan di distribusikan ke berbagai jaringan tubuh. Penyerapan kadmium melalui paru-paru jauh lebih cepat, yaitu sekitar 25 hingga 60 persen. Di bandingkan dengan saluran cerna yang hanya sekitar 5 hingga 10 persen. Inhalasi biasanya terjadi di lingkungan industri atau akibat paparan asap rokok. Ukuran partikel, kelarutan senyawa, serta lokasi endapan di sistem pernapasan memengaruhi seberapa banyak kadmium yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur ini. Begitu terserap, kadmium akan di simpan terutama di ginjal dan hati, tempat ia bisa menetap dalam waktu yang sangat lama.

Di sisi lain penyerapan melalui pencernaan sangat bergantung pada bentuk kimiawi kadmium dan kondisi tubuh seseorang. Secara umum orang dewasa dapat menyerap sekitar 1,4 hingga 8 miligram kadmium per hari melalui jalur oral. Faktor-faktor seperti kekurangan zat besi dan kalsium dapat meningkatkan penyerapan kadmium. Sedangkan keberadaan kation lain seperti kalsium, magnesium, atau seng justru bisa menurunkannya. Menariknya penelitian menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat penyerapan yang lebih tinggi di bandingkan laki-laki. Kemungkinan akibat kebutuhan fisiologis terhadap mineral tertentu. Dengan paparan yang terus-menerus, akumulasi kadmium dalam tubuh dapat menyebabkan efek jangka panjang, yang akhirnya mengarah pada Keracunan Kadmium.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait