News
Survei UNS: 6 Dari 10 Warga Babel Mendukung PLTN
Survei UNS: 6 Dari 10 Warga Babel Mendukung PLTN

Survei UNS: 6 Dari 10 Warga Babel Mendukung PLTN Dari Pulau Kelasa Untuk Kebijakan Yang Akan Di Sepakati Kedepannya. Salam sejahtera bagi seluruh pembaca, khususnya warga Bangka Belitung dan pemerhati isu energi nasional! Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) memang selalu menjadi isu sensitif yang memicu perdebatan sengit. Namun, di tengah perdebatan global mengenai energi bersih. Terlebih menjadi sebuah temuan mengejutkan datang dari Bangka Belitung (Babel). Berdasarkan Survei UNS, mayoritas masyarakat di Bangka Belitung ternyata memberikan lampu hijau! Kemudian hasilnya sangat jelas dan kuat: 6 dari 10 warga Babel. Serta menyatakan dukungan penuh terhadap pembangunan PLTN di wilayah mereka. Dukungan ini menandakan adanya kesadaran publik yang tinggi mengenai kebutuhan energi masa depan. Kemudian juga potensi pembangunan daerah. Mari kita selami lebih dalam.
Mengenai ulasan tentang Survei UNS: 6 dari 10 warga Babel mendukung PLTN telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.
Persetujuan Evaluasi Tapak PLTN Pulau Kelasa
Hal ini merupakan langkah awal penting dalam proses panjang pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia. Terlebih dokumen ini di keluarkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Setelah serangkaian evaluasi teknis terhadap kelayakan tapak yang d iajukan oleh PT Thorcon Power Indonesia. Permohonan PET untuk reaktor Thorcon TMSR500 di ajukan pada 21 Januari 2025. Dan di setujui melalui Keputusan Kepala BAPETEN Nomor 00003.556.1.300725 tertanggal 30 Juli 2025. Proses evaluasi yang biasanya memakan waktu satu tahun. Tentunya yang berhasil di selesaikan dalam 126 hari kerja. Persetujuan ini bukan izin pembangunan, melainkan izin untuk melakukan studi. Dan juga analisis mendalam terhadap lokasi Pulau Kelasa sebagai calon tapak PLTN. BAPETEN menilai berbagai aspek keselamatan. Serta termasuk kegempaan, geoteknik, geologi, hidrologi, meteorologi. Kemudian potensi dampak manusia terhadap keamanan reaktor. Evaluasi juga mencakup analisis risiko penyebaran zat radioaktif.
Survei UNS: 6 Dari 10 Warga Babel Mendukung PLTN Di Pulau Kelasa
Kemudian juga masih membahas Survei UNS: 6 Dari 10 Warga Babel Mendukung PLTN Di Pulau Kelasa. Dan fakta lainnya adalah:
Survei Universitas Sebelas Maret (UNS)/UBB–PLTT (Thorium) Di Bangka Belitung
Hal ini yang menjadi salah satu rujukan penting dalam memahami persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir. Tepatnya di Kepulauan Bangka Belitung. Studi ini sebenarnya tidak hanya membahas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) secara umum. Akan tetapi lebih spesifik menyoroti penerimaan publik terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT). Dan sebuah konsep reaktor nuklir generasi baru yang di klaim lebih aman. Serta yang lebih ramah lingkungan di banding PLTN konvensional. Survei dilakukan dengan melibatkan sekitar 1.500 responden dari berbagai kabupaten di Bangka Belitung. Kemudian mencakup beragam latar belakang usia, pendidikan, dan profesi. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, persepsi manfaat. Dan juga persepsi risiko, dan sikap masyarakat terhadap rencana pembangunan pembangkit tenaga thorium di wilayah mereka. Hasilnya menunjukkan. Terlebihnya bahwa mayoritas masyarakat Bangka Belitung sekitar 73,73 persen.
Kemudian menyatakan setuju atau mendukung rencana tersebut. Persentase ini menunjukkan tingkat penerimaan publik yang cukup tinggi terhadap energi nuklir berbasis thorium. Responden yang mendukung proyek ini umumnya menilai bahwa PLTT dapat membawa manfaat besar bagi daerah. Terutama dalam hal peningkatan ketahanan energi, pengembangan ekonomi lokal. Serta penciptaan lapangan kerja baru. Sekitar 94,27 persen responden menganggap pembangkit ini memiliki manfaat strategis. Gunanya untuk masa depan energi nasional. Selain itu, sekitar 92,53 persen percaya pada itikad. Baik pemerintah dan pengembang dalam mengelola proyek. Dan 93,53 persen yakin operator PLTT akan memiliki kompetensi. Tentunya yang memadai untuk menjamin keselamatan. Meski dukungan publik tergolong tinggi, survei juga menemukan adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat. Sekitar 70,93 persen responden masih menganggap bahwa teknologi nuklir tetap memiliki risiko tinggi. Tentunya jika terjadi kebocoran radiasi atau juga dengan kecelakaan reaktor.
PLTN Pulau Kelasa Di Sambut Baik, 60% Warga Babel Yes!
Selain itu, masih membahas PLTN Pulau Kelasa Di Sambut Baik, 60% Warga Babel Yes!. Dan fakta lainnya adalah:
Survey Lain / Data Historis
Hal ini menunjukkan dinamika yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Tentunya dari penolakan pasca-Fukushima, hingga periode dukungan mayoritas dalam survei-survei belakangan. Berikut penjelasan lengkap dalam bentuk deskripsi. Serta merangkum temuan utama, metodologi, konteks historis, kritik. Dan implikasinya untuk rencana di Pulau Kelasa. Survei yang sering di kutip adalah hasil riset bersama Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Bangka Belitung (UBB). Tepatnya pada 2021 yang melaporkan bahwa sekitar 73,73% masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Mereka menyetujui pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT). Survei ini melibatkan sampel yang cukup besar. Dan juga menjadi dasar publikasi pemerintah daerah. Serta rujukan media lokal ketika membahas legitimasi sosial proyek energi nuklir di provinsi tersebut. Namun, dukungan publik bukanlah sesuatu yang konstan. Data historis menunjukkan penurunan dukungan segera setelah bencana Fukushima (2011). Ketika survei mencatat dukungan yang relatif rendah.
Terlebih sekitar 35% dalam survei-survei awal di beberapa wilayah Bangka Belitung. Kemudian di ikuti oleh naik turun dukungan seiring waktu. Pada dekade 2010-an secara nasional juga tercatat tren kenaikan penerimaan publik terhadap nuklir dari level menurun pasca-Fukushima. Kemudian hingga porsi yang lebih tinggi di pertengahan 2010-an. Beragam survei dan klaim lain juga muncul: beberapa sumber pemerintah. Atau lembaga menyebut angka dukungan yang berbeda (mis. angka di kisaran 70–77% pada periode tertentu). Sehingga muncul persepsi bahwa angka dukungan dapat berubah tergantung tahun survei, metodologi. Dan istilah yang di gunakan (PLTN konvensional vs PLTT/Thorium). Perbedaan ini menandakan pentingnya memperhatikan rincian metode survei. Terlebih tanggal pengambilan data, ukuran dan teknik sampling, pertanyaan spesifik yang di ajukan. Serta bagaimana istilah “nuklir” atau “thorium” di jelaskan ke responden. Karena framing ini juga dapat secara material mempengaruhi jawaban.
PLTN Pulau Kelasa Di Sambut Baik, 60% Warga Babel Yes Dalam Keputusan Mereka!
Selanjutnya juga masih membahas PLTN Pulau Kelasa Di Sambut Baik, 60% Warga Babel Yes Dalam Keputusan Mereka!. Dan fakta lainnya adalah:
Klarifikasi Dan Catatan
Terlebihnya bekerja sama dengan lembaga lain, seperti Universitas Bangka Belitung (UBB), pada periode 2021–2024. Namun, perlu dicatat bahwa angka dukungan masyarakat yang disebut media tidak selalu berasal. Tentunya dari publikasi resmi satu lembaga saja. Dalam laporan akademik UNS, dukungan publik terhadap energi nuklir di Bangka Belitung umumnya memang tinggi. Akan tetapi kisaran angka bervariasi antara 60–73 persen. Namun tergantung lokasi survei, waktu pelaksanaan, dan jenis pertanyaan yang di ajukan. Sebagai contoh, survei sebelumnya (tahun 2021) yang dilakukan oleh tim UNS-UBB mengenai rencana Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT). Tepatnya di Bangka Belitung menunjukkan 73,73 persen responden setuju terhadap ide penggunaan thorium. Terlebihnya sebagai sumber energi baru. Sedangkan pada beberapa survei lanjutan.
Ketika responden di beri konteks tentang lokasi spesifik tapak di Pulau Kelasa. Maka angka dukungan turun ke kisaran 60 persen. Ini menunjukkan bahwa dukungan publik berkurang saat proyek. Maka semakin konkret dan berlokasi dekat dengan komunitas tertentu. Salah satu sumber kesalahpahaman publik berasal dari penggunaan istilah PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Dan PLTT (Pembangkit Listrik Tenaga Thorium). Terlebihnya secara bergantian oleh media dan lembaga. Dalam komunikasi publik, masyarakat Bangka Belitung lebih familiar dengan istilah “PLTT” karena proyek yang di kaji oleh UNS dan BATAN (sekarang BRIN). Kemudian berfokus pada teknologi thorium molten salt reactor (MSR). Setra jenis reaktor generasi baru yang di klaim lebih aman daripada PLTN konvensional. Namun, ketika media nasional atau daerah menulis “PLTN di Pulau Kelasa”.
Jadi itu dia beberapa fakta mengenai 6 dari 10 warga Babel mendukung PLTN dalam Survei UNS.