Mengenang Davide Astori Pemain Italia Yang Meninggal Saat Tidur
Mengenang Davide Astori Pemain Italia Yang Meninggal Saat Tidur

Mengenang Davide Astori Pemain Italia Yang Meninggal Saat Tidur

Mengenang Davide Astori Pemain Italia Yang Meninggal Saat Tidur

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Mengenang Davide Astori Pemain Italia Yang Meninggal Saat Tidur
Mengenang Davide Astori Pemain Italia Yang Meninggal Saat Tidur

Mengenang Davide Astori, Pada Tanggal 4 Maret 2018, Dunia Sepak Bola Di Hebohkan Oleh Kabar Meninggalnya Davide Astori. Kapten klub Fiorentina dan bek tengah tim nasional italia. Astori di temukan tidak bernafas di kamar hotelnya di Udine, beberapa waktu sebelum pertandingan Serie A antara Fiorentina menantang Udinese. Ia meninggal ketika tidur akibat cardiac arrest atau henti jantung mendadak, sebuah tragedi yang terjadi tanpa tanda-tanda peringatan sebelumnya. Kepergiannya bukan sekedar kehilangan besar untuk klub, tetapi juga untuk semua komunitas sepak bola Italia. Mengenalnya sebagai figur yang rendah hati, profesional, dan di hargai baik di dalam maupun luar lapangan.

Davide Astori lahir pada 7 Januari 1987 di San Giovanni Bianco, Lombardy, Italia. Ia mengawali karier sepak bolanya di akademi AC Milan, walaupun tidak pernah tampil di tim utama. Namanya mulai di ingat saat memperkuat Cagliari tahun 2008 sampai 2014. Di sana, Astori berkembang menjadi salah satu bek tengah yang cukup konsisten di Serie A. Mengenang Davide Astori, sesudah masa peminjaman di AS Roma. Ia selanjutnya bergabung dengan Fiorentina pada 2015, dan perlahan menjadi sosok penting di lini pertahanan klub tersebut. Kepemimpinannya di dalam lapangan membuatnya di percaya menjadi kapten tim, yang mana ia di kenal tidak hanya karena kualitas permainannya. Tetapi juga karakternya yang sopan, penuh rasa hormat, dan inspiratif untuk rekan-rekannya.

Setelah kematiannya, banyak penghormatan berdatangan dari seluruh penjuru dunia sepak bola. Klub-klub Serie A, termasuk AC Milan, Juventus, AS Roma, dan Inter Milan, memberikan penghormatan khusus untuk Astori. Serie A bahkan mengumumkan bahwa seluruh pertandingan di pekan tersebut akan di awali dengan satu menit mengheningkan cipta. Fiorentina dan Cagliari, dua klub di mana Astori paling lama bermain. Secara resmi memensiunkan nomor punggung 13 punya Astori sebagai bentuk penghormatan abadi. Pemakamannya di adakan di Florence dan di hadiri oleh ribuan orang.

Kembali Mengenang Davide Astori Dari karier Juniornya

Davide Astori ialah contoh pesepak bola yang perjalanan kariernya di bangun dengan kerja keras dan ketulusan tanpa henti. Lahir di San Giovanni Bianco, Italia, pada 7 Januari 1987, Astori mulai menjalani karier sepak bola sejak usia belia. Kembali Mengenang Davide Astori Dari karier Juniornya di Pontisola, sebuah klub kecil di dekat Bergamo. Tempat ia mulai menunjukkan bakat alaminya sebagai bek tengah yang disiplin dan penuh ketenangan. Bakatnya segera menarik atensi klub-klub elite, sampai pada tahun 2001. Astori bergabung dengan akademi muda AC Milan, salah satu klub raksasa di Italia.

Selama lima tahun di tempa akademi Milan, Astori terus berkembang, di kenal sebagai pemain yang rajin, cerdas membaca lawan. Tidak hanya itu dia mempunyai kapasitas bertahan yang bersih tanpa memakai kekerasan. Meski begitu, menjadi tim utama Milan bukanlah perkara mudah, mengingat kuatnya persaingan di skuat senior yang di hiasi bintang dunia. Pada tahun 2006, Astori akhirnya di pinjamkan ke sejumlah klub untuk mencari pengalaman bermain. Sebuah upaya untuk menjaga performanya supaya tetap eksis di ranah sepakbola.

Ia sempat menjalani masa pinjaman di Pizzighettone dan Cremonese di Serie C1. Yang menjadi tempat di mana ia memperoleh menit bermain penting untuk membentuk sosoknya sebagai bek tangguh. Perjalanan di liga-liga bawah Italia inilah yang mengasah penampilan Astori menjadi pemain bertipe petarung. Tidak mengutamakan nama besar, melainkan dedikasi dan konsistensi di lapangan. Karier Astori mulai naik saat ia bergabung dengan Cagliari di tahun 2008. Di klub Sardinia itu, ia menemukan rumah keduanya. Perlahan tapi pasti, Astori menjadi pilihan reguler di lini pertahanan. Tampil lebih dari 170 kali selama enam musim di liga Italia.

Tidak Mendapatkan Tempat Di Milan

Karier Davide Astori di dunia sepak bola tidak selalu berjalan lancar. Bahkan saat ia mengawali langkah besarnya bersama salah satu raksasa Italia, AC Milan. Bergabung dengan akademi muda Milan di tahun 2001, Astori masih berusia remaja dan penuh harapan besar. Di akademi tersebut, ia mempelajari kemampuan bertahan, memperdalam pemahaman taktik. Serta melatih  teknik dasar yang menjadi fondasi vital dalam karier profesionalnya. Namun, walaupun berkembang pesat di level junior, kesempatan untuk menembus tim utama AC Milan tidak pernah benar-benar datang.

Pada awal 2000-an, AC Milan mempunyai deretan bek tengah legendaris semisal Paolo Maldini, Alessandro Nesta, dan Jaap Stam. Kualitas dan pengalaman para pemain senior ini menjadi peluang pemain muda misalnya Astori untuk tampil di tim cukup terbatas. Milan pada waktu itu lebih memilih mempertahankan pemain berpengalaman untuk menjaga kedigdayaan mereka di Italia dan Eropa. Ini membuat Astori harus menerima kenyataan pahit bahwa, walaupun mempunyai talenta, ia wajib mencari jalan lain untuk berkembang.

Keputusan meninggalkan Milan terbilang tepat. Di Cagliari, Astori akhirnya memperoleh menit bermain di Serie A secara reguler. Tidak Mendapatkan Tempat Di Milan ia berkembang cepat menjadi salah satu bek tengah paling konsisten di liga. Tampil lebih dari 170 kali selama enam musim. Karier internasionalnya pun mulai terlihat setelah ia tampil impresif di Cagliari, sampai  akhirnya di panggil ke tim nasional Italia. Semua ini memperlihatkan bahwa terkadang, meninggalkan klub besar ialah langkah penting supaya seorang pemain dapat benar-benar berkembang.

Menutup Usia Di Fiorentina

Davide Astori Menutup Usia Di Fiorentina dan karier sepak bolanya di Fiorentina, tim yang akhirnya menjadi rumah baginya. Setelah melewati perjalanan panjang dari akademi AC Milan, Cagliari, dan AS Roma. Fiorentina adalah tempat di mana Astori menemukan kestabilan, rasa di hargai, dan peluang. Untuk memperlihatkan kepemimpinan sejatinya, sampai ajal menjemputnya di umur 31 tahun. Astori bergabung dengan viola pada tahun 2015, mulanya berstatus pemain pinjaman dari Cagliari. Penampilannya yang stabil  membuat klub asal Florence itu memutuskan untuk membelinya.

Di bawah seragam ungu La Viola, Astori bukan hanya menjadi pilar pertahanan yang tangguh. Tetapi juga menjelma menjadi figur panutan di dalam dan luar lapangan. Rekan-rekannya menganggapnya sebagai contoh profesionalisme, kesopanan, dan ketulusan. Hal ini membuat manajemen Fiorentina mempercayakannya ban kapten. Sebuah penghargaan yang membuktikan betapa besar respek yang ia bangun dalam waktu singkat. Di Fiorentina, performa Astori semakin menggila. Ia menjadi bek tengah yang dapat memadukan ketenangan, kecerdasan membaca permainan, serta kepemimpinan tanpa banyak kata-kata.

Sebagai kapten, Astori memimpin dengan lugas, menunjukkan keseriusan tinggi dalam latihan maupun pertandingan. Ia bukan sosok flamboyan, namun keberadaannya sangat terasa di ruang ganti. Tragisnya, kebersamaan Astori dengan Fiorentina berakhir dalam situasi yang mengejutkan. Pada 4 Maret 2018, menjelang laga tandang menantang Udinese, Astori di temukan meninggal dunia di kamar hotelnya di Udine. Ia menghembuskan napas terakhir ketika tidur, akibat gangguan jantung yang tidak terasa sebelumnya. Fiorentina merespons dengan penuh kesedihan. Mereka memensiunkan nomor punggung 13, yang tetap di kenakan Astori, sebagai bentuk penghargaan abadi. Demikianlah pembahasan mengenai Mengenang Davide Astori.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait