Kalahkan Filipina, Permainan U23 Di Kritik Setara U17
Kalahkan Filipina, Permainan U23 Di Kritik Setara U17

Kalahkan Filipina, Permainan U23 Di Kritik Setara U17

Kalahkan Filipina, Permainan U23 Di Kritik Setara U17

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Kalahkan Filipina, Permainan U23 Di Kritik Setara U17
Kalahkan Filipina, Permainan U23 Di Kritik Setara U17

Kalahkan Filipina, Permainan U23 Di Kritik Setara U17 Dengan Berbagai Penilaian Yang Masih Sangat Di Anggap Kurang. Halo para pecinta sepak bola dan pendukung setia Timnas Indonesia! Kabar kemenangan Timnas U23 atas Filipin tentu membawa kelegaan bagi kita semua. Tiga poin penting berhasil di amankan. Serta menjaga asa untuk melangkah lebih jauh di turnamen ini. Namun, di balik skor akhir yang positif, ada nada sumbang yang mengiringi. Banyak pengamat dan suporter justru melayangkan kritik tajam. Kemudian juga menilai permainan Timnas U23 kita masih setara dengan level U17! Kontras antara hasil akhir dan kualitas permainan ini tentu memicu perdebatan sengit. Mengapa tim yang seharusnya lebih matang secara fisik. Kritik ini bukan untuk menjatuhkan. Namun melainkan menjadi cermin. Mari kita bahas lebih dalam apa yang menjadi dasar kritik pedas ini dari Kalahkan Filipina!

Mengenai ulasan tentang Kalahkan Filipina, permainan U23 di kritik setara U17 telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Kemenangan Tipis 1–0 Atas Filipina

Pertandingan antara keduanya di Piala AFF U-23 2025 menghasilkan kemenangan dengan skor 1–0 untuk Garuda Muda. Terlebih skor ini tercipta bukan melalui proses serangan langsung. Ataupun dengan kombinasi kreatif dari pemain Indonesia. Namun melainkan melalui gol bunuh diri pemain Filipina, Jaime Rosquillo, pada menit ke-22. Dan situasi ini terjadi akibat tekanan dari pemain Indonesia yang mencoba. Terlebih dengan menembus pertahanannya yang bermain sangat dalam dan defensif. Namun, kemenangan melalui gol bunuh diri ini menjadi sorotan. Karena tidak merepresentasikan efektivitas permainan tim secara utuh. Banyak kalangan pengamat, netizen, hingga media menilai bahwa meskipun menang. Dan juga permainan yang di tampilkan jauh dari ekspektasi. Bahkan terkesan monoton, kurang tajam, dan minim kreativitas di lini depan. Dalam pertandingan ini, Timnas Indonesia U-23 mencatatkan penguasaan bola hingga 67%. Serta juga yang melakukan 17 kali percobaan tembakan.

Kalahkan Filipina, Permainan U23 Di Kritik Setara U17 Yang Masih Di Nilai Kurang

Kemudian juga masih ada fakta mengenai Kalahkan Filipina, Permainan U23 Di Kritik Setara U17 Yang Masih Di Nilai Kurang. Dan fakta lainnya adalah:

Penguasaan Bola Dominan, Produktivitas Masih Rendah

Dalam pertandingan melawan Filipin pada ajang Piala AFF U-23 2025. Tentu Timnas Indonesia U-23 mencatatkan penguasaan bola yang sangat dominan. Terlebih yang mencapai sekitar 65 hingga 67 persen sepanjang laga. Dominasi ini menjadi bukti bahwa Garuda Muda memiliki kemampuan. Tentunya untuk mengontrol tempo permainan dan mendikte jalannya laga. Namun, dominasi tersebut tidak berbanding lurus. Terlebihnya dengan efektivitas dalam menyerang dan mencetak gol. Sepanjang pertandingan, Indonesia mencatatkan total 17 tembakan. Namun hanya 7 yang mengarah ke gawang. Dan juga tidak ada satu pun yang berhasil di konversi menjadi gol oleh pemain sendiri. Satu-satunya gol dalam laga tersebut tercipta lewat kesalahan pemainnya. Terlebih yang mencetak gol bunuh diri. Fakta ini menegaskan bahwa meskipun penguasaan bola berada di tangan Indonesia. Dan tim kesulitan untuk memanfaatkan peluang dan menunjukkan ketajaman di lini depan.

Permasalahan ini mencerminkan adanya ketimpangan antara kontrol permainan. Kemudian juga dnegan produktivitas serangan. Kurangnya kreativitas di lini tengah, buruknya penyelesaian akhir. Serta minimnya pergerakan efektif dari para pemain depan menyebabkan dominasi menjadi sia-sia. Situasi ini sangat identik dengan karakteristik permainan di level usia muda, seperti U-17, di mana penguasaan bola seringkali tidak di barengi. Tentunya dengan kedewasaan dalam pengambilan keputusan di lapangan. Akibatnya, meskipun meraih kemenangan, permainan Timnas Indonesia U-23. Kemudian di nilai belum mencerminkan kualitas yang seharusnya di miliki oleh tim di kelompok usia tersebut. Dominasi bola yang tinggi namun tak di sertai hasil nyata membuat performa mereka terlihat masih mentah, belum tajam. Dan belum cukup efektif untuk tampil meyakinkan di kompetisi internasional. Hal inilah yang kemudian melahirkan penilaian bahwa permainan tim mereka.

Ironi Kemenangan: Timnas U23 Di Anggap Main Ala U17

Selain itu, masih ada Ironi Kemenangan: Timnas U23 Di Anggap Main Ala U17. Dan fakta lainnya adalah:

Aktivitas Di Lini Tengah Oke, Lini Depan “Seret”

Pada laga melawan Filipina di ajang Piala AFF U-23 2025. teRLEBIH permainan Timnas Indonesia U-23 menunjukkan performa yang cukup stabil di lini tengah, namun justru melemah di lini serang. Lini tengah terlihat mampu menjalankan tugas dalam menjaga ritme permainan. Dan juga mengatur distribusi bola. Serta mendominasi penguasaan bola sepanjang pertandingan. Pemain-pemain seperti Arkhan Kaka, Rayhan Hannan. Serta Robi Darwis tampil cukup aktif dalam menjaga keseimbangan antara bertahan dan menyerang. Tentunya unyuk menahan tekanan dari lawan. Namun, aktivitas positif yang dilakukan di sektor tengah tidak mampu berlanjut dengan baik di lini depan. Serangan-serangan yang di bangun dari tengah lapangan sering kali mentok saat memasuki area pertahanan Filipina. Pergerakan pemain depan minim variasi. Kemudian umpan-umpan silang tidak menghasilkan peluang matang.

Dan juga kombinasi antarlini kurang padu. Akibatnya, serangan menjadi mudah di baca lawan. Serta efektivitas penyelesaian akhir nyaris tidak terlihat. Bahkan hingga akhir laga, Indonesia tidak mampu mencetak gol dari kaki pemainnya sendiri. Namun melainkan hanya melalui gol bunuh diri lawan. Kondisi ini menunjukkan bahwa meski ada potensi dari segi penguasaan. Dan juga kontrol bola di lini tengah, Timnas U-23 belum memiliki ketajaman. Serta kematangan dalam mengkonversi penguasaan tersebut menjadi peluang nyata. Hal ini menjadi salah satu indikator mengapa performa tim masih di anggap belum pada level yang semestinya. Bahkan di nilai setara dengan tim usia U-17. Terlebih yang secara umum masih belum stabil dalam hal pengambilan keputusan di area krusial. Kurangnya daya dobrak di lini depan, minimnya kreativitas dalam membongkar pertahanan. Serta buruknya koordinasi antarpemain menyerang menjadi sorotan utama dalam laga tersebut. Hal ini juga memperlihatkan terkait strukturnya.

Ironi Kemenangan: Timnas U23 Di Anggap Main Ala U17 Dan Masih Banyak Minus

Selanjutnya juga masih ada Ironi Kemenangan: Timnas U23 Di Anggap Main Ala U17 Dan Masih Banyak Minus. Dan fakta lainnya adalah:

Hambatannya Yaitu Permainan Casak & Karakter Lawan

Dalam pertandingan antara Timnas Indonesia U-23 melawan Filipina pada Piala AFF U-23 2025. Terlebih salah satu hambatan besar yang dirasakan oleh skuad Garuda Muda. Tentunya adalah gaya bermain lawan yang keras. Bahkan cenderung kasar. Filipina tampil dengan pendekatan fisik tinggi dan intensitas duel yang cukup ekstrem. Beberapa pemain Indonesia menjadi korban pelanggaran keras, termasuk Donny Tri Pamungkas dan Rayhan Hannan. Serta yang sempat terkapar akibat benturan langsung di lapangan. Gaya bermain Filipina yang defensif dan agresif ini mengganggu tempo. Kemudian juga dengan alur permainan Indonesia.

Ketika Indonesia mencoba membangun serangan secara bertahap dari lini belakang ke lini depan. Dan Filipina merespons dengan pressing keras, tekel-tekel cepat. Serta blokade berlapis di sepertiga akhir lapangan. Situasi ini membuat pemain Indonesia cenderung kehilangan konsentrasi, terganggu emosinya. Terlebih yang mengalami penurunan ketenangan dalam mengambil keputusan. Permainan keras dari Filipina memperlihatkan bahwa mereka memiliki karakter bertahan yang gigih. Meskipun minim dalam kualitas menyerang. Namun secara psikologis, karakter seperti ini cukup berhasil menekan para pemain muda Indonesia. Kemudian juga yang belum sepenuhnya matang dalam menghadapi tekanan fisik. Dan juga permainan “kasar tapi legal” yang biasa terjadi di level internasional.

Jadi itu dia beberapa fakta permainan U23 di kritik setara dengan U17 meski berhasil Kalahkan Filipina.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait